"Iya. Aku capek mas. Aku mau istirahat, mau tidur sama iqbal. Kamu tolong percat doni ya, aku gak mau dia kerja disini."
"Ya ma, pliss.." pinta sasya pada mama mertuanya.
"Iya. Mama yang pastiin kalau rafael gak mau pecat doni."
"Aku bawa ponselnya ya."
Rafael membantu sasya yang membaringkan tubuhnya untuk menyelimutinya. Rafael dan mamanya pun keluar kamar agar sasya bisa istirahat. Sesampainya diluar kamar rafael melirik mamanya untuk bertanya soal sasya.
"Ma, ada yang aneh gak sih sama sasya?" tanya rafael pada sang mama.
"Anehnya?"
Rafael memperlihatkan ponsel sasya yang berisi chatnya dengan doni.
"Gak ada. Kecuali kamu harus percat doni. Sekarang!" tegas mama rafael.
"Aku butuh doni ma, gak mungkin percat."
"Loh kamu gak liat pesannya. Baca pesannya baik-baik raf."
Jangan bilang ini ke suami kamu ya sayang. Nanti aku bisa celakain semuanya. Atau mau ibu dan ayah kamu yang di desa.
"Iya sih ma. Agak gila. Tapi ada yang aneh."