Iqbal ikut masuk ke panti, melihat hanin yang dengan lahap makan satenya. Hanin yang dilihat iqbal jadi tersendak karena makan dengan gugup. Iqbal lari-lari nyari minum. Hanin menunjuk dapur terbuka di panti. Disana bisa ambil air minum, dekat kulkas. Iqbal lari langsung mengambilkan air minum. Dia secepat mungkin kembali dan men
"Ini minum. Pelan-pelan kalau makan."
Hanin mengambil air minum dari iqbal dan meneguknya perlahan. Lalu dia menaruhnya didepan.
"Ini tuh gara-gara bapak. Ngapain saya lagi makan, bapak liatin saya. Kan gak kesendak jadinya. Lagian bapak ngapain coba kesini malem-malem."
Hanin kelepasan kesal dengan iqbal. Iqbal malah bingung mau jawab apa. Masak dia bilang khawatir. Kan malu.
"Emm, saya juga mau cari makan soalnya." jawabnya gugup.
"Terus, ngapain pakai ngecek satenya."
"Memangnya saya gak boleh khawatir sama calon anak saya."
Tak mau kalah gengsi, iqbal membentak hanin. Hanin langsung menunduk kaget dan juga tak percaya mendengarnya.