"Gak ada main bola ya sya, kamu aneh-aneh aja."
Rafael yang mendengar kesekian kali sasya bisa main bola langsung marah dan khawatir. Masak dia lagi hamil muda mau main bola, lari-larian.
"Gak ada!"
"Siapa yang mau main bola. Enggak ada. Aku lebih sayang adeknya kakak iqbal dari pada hobi main bola dulu."
"Ya udah. Hati-hati. Jangan kecapean."
"Iya ibu."
Sasya pamit pada ibu dan ayahnya. Iqbal juga, dia mencium tangan ibu dan ayahnya. Mereka berangkat dengan rafael. Rafael tak mau membuat sasya kelelahan jadi dia mengantar sasya dengan mobil ke lapangan, lalu dia meninggalkan sasya untuk ke penginapan.
"Iqbal, jagain mama. Jangan bolehin mama gerak, lari-larian. Ok?" tegas rafael pada iqbal.
"Siap papa. Iqbal bakalan jagain mama."
"Mbak sasya.."
Semua anak-anak yang sedang main bola langsung menghampiri sasya. Disana rafael melihat toni yang dia kenal. Rafael pun menitipkan sasya pada toni,