Chereads / Castle / Chapter 3 - Masalah #1

Chapter 3 - Masalah #1

Devan POV

Saat ini aku berada di ruang BK,sudah berapa kali yaa ruangan ini ku kunjungi,10 kali,20 kali atau mungkin lebih,sudah lah jangan pikirkan hal itu,yang terpenting sekarang keluar dari neraka ini.

"Devan,apa kamu gk bosan masuk ruangan bapak terus?" Tanya pak Agus

"Bosen banget pak" jawabku dalam hati.

"Udah pak gk usah basa basi,langsung aja hukum saya" Ucapku malas pada guru BK satu ini

"Kamu ini susah banget dibilangin" Jawab pak Agus setelah mendengar perkataanku

"Udah,kamu sekarang berdiri dilapangan sampai pulang sekolah" Lanjut pak Agus

"Apa pak,sampai pulang sekolah?" Ucapku spontan

"Iya sampai pulang sekolah,kenapa mau ngelawan?"

Ahh percuma juga aku melawan guru satu ini yang ada malah bertambah hukumannya,aku pun langsung pergi meninggalkan ruangan BK dan langsung berdiri dilapangan sekolah.

Sudah hampir 1 jam aku disini,kalau kalian tanya capek atau tidak jawabannya tidak karena aku sudah sering di hukum seperti ini,jadi aku sudah terbiasa.

Aku melihat Reina si pengadu keluar dari kelas,aku berniat untuk menghampirinya,tapi  ku urungkan niatku tadi,nanti kalau pak Agus melihat ku tidak ada di lapangan kan hukumanku bisa bertambah,nanti saja ku temui dia sehabis pulang sekolah.

Kringg... Kringg... Kringg...

"Ehem" Deham pak Agus membuat ku kaget

"Sana, istirahat" Suruh pak Agus

"gk mau istirahat"

"Ohh... yaudah"

"Ehh... wes ngilang" Ucap pak Agus setelah menyadari aku sudah menghilang dari hadapannya.

Aku pun langsung lari dan menghampiri Bagas dikelas

"Gas..." panggilku

"Ehh... kok lo disini,kan lo di jemur"

"Dijemur  dijemur, emang gw ikan asin"

"Udah skuy kantin" Ajakku kepada bagas

"Emang gpp?" Jawabnya menggunakan pertanyaan

"Udahh aman kok si Agus yang suruh gw isirahat"

"Udah ayok.... " Ucapku sambil mendorong bagas agar cepat berjalan,sekarang kami sudah di kantin,ramai itu yang ku lihat disini

Tunggu ada si pengadu di ujung sana ku hampiri saja dia sekarang tidak usah menunggu pulang sekolah.

"Gas... follow me" Ajakku kepada Bagas

"Sok inggris lu,najis gw dengernya" Jawabnya,aku langsung saja menghampiri reina di ujung sana dan langsung memukul meja yang reina duduki

Brukk

"Ehh SETAN!!!!" Kaget Reina,jujur aku ingin tertawa melihat dia kaget seperti ini

"Siapa sihh yang pukul meja,ganggu aja" Kesal Lastry kepadaku

"Eh lo punya masalah apa hah?" Lanjut Lastry

"Devan, Loh napa dah ngagetin gw?" Tanya Reina kepadaku

"Udah lo mending pesen makan aja"

"Yaudah gw pesen makan dulu" Ucap Reina dan langsung pergi memesan makanan

"Gw duduk disini" Ucapku langsung duduk di tempat Reina berada tadi

"Lahh gk bisa ini tempat Reina" Ucapnya kesal

"Noh di sana masih kosong,sana pergi" Lanjutnya sambil menunjuk tempat kosong itu

"Kalo gw gk mau gimana?" Ucapku sambil memajukan mukaku

"Ehh lu bujang tempat gw ini!!" Ucap Reina tak terima tempatnya ku ambil

"Angkat pantat hilang tempat,duduk sini depan gw" Suruh ku

"Lama bat dah tinggal duduk juga" Aku langsung menarik Reina agar cepat duduk

"Eh lo pengadu,napa sih lo ikut ikut urusan gw?" Tanyaku kepada si Reina

"Pengadu?gw maksud lo?" Ucap Reina sembari memakan makanan yang ia beli tadi

"gw gk suka aja lo bully anak orang" Lanjutnya masih mengunyah

"Dia yang buat masalah gw yang di panggil" Ucapku kesal

"Raka yang buat masalah? Bukak mata lo, dia cuman anak lemah yang sering lo bully, dan sekarang lo malah ngelindungin diri sendiri?gila lu ya,satu sekolah dah tau kalo lo itu pembully jadi gk usah nyangkal lagi kalo bukan lo yang salah" Amarahnya meledak

"Tapi itu masalah pribadi gw ama raka napa lu yang sewot" Jawabku seadanya

"Masalah pribadi,napa bawak kesekolah,kan bisa lo bicara baik baik sama Raka" Sewotnya lagi

"Gilak ni cewe berani bener marahin gw" Ucapku dalam hati

"Oke gw setuju lain kali lo gk usah ikut campur" Ucapku Menyetujui ucapannya

"Gw gk akan ikut campur kalo lo gk berisik" Ucap Reina dengan nada datar

"Ayo Las kita pergi gw males ketemu ular picek" Lanjutnya,ular picek siapa yang dia maksud gw atau Bagas kayaknya bukan,aku langsung melihat kebelang untuk mencari tau si uler picek itu,saat aku lihat kebelakang ada Luna and the gang.

"Hai Devan" Sapanya dengan nada lembut dan langsung duduk di sampingku

"Hai Luna" Bagas menjawab sapa Luna

"Udah langsung aja lo kesini mau apa?" Tanyaku pada Luna,aku tidak ingin berlama lama disini jijik rasanya melihat tingkah laku Luna

"Hmm jadi gini tadi lo sama Reina ngomongin apa ya?" Tanyanya balik kepada ku

"Kepo banget sih jadi orang" Jawabku dan langsung pergi dari kantin,pantas saja Reina memanggil Luna dengan sebutan ular tingkah lakunya saja seperti ular.

Sungguh aku sangat kesal dengan Devan dia yang salah tapi dia tidak mau mengaku malah menyalahkanku,sudahlah jangan pikirkan lagi dia sekarang aku harus fokus dengan pelajaran.

"Rein tadi lo berni juga ya marahin Devan,lo gk takut di bully juga sama Devan?" Tanya Lastry

"Ngapain takut sama Devan,gw takutnya nanti gk bisa jawab pertanyaan pak Aris" Jawabku langsung padanya,Lastry pun langsung diam setelah mendengar jawabanku tadi dan lebih memilih mendengarkan pak Aris,saat di tengah tengah pelajaran tiba-tiba aku ingin buang air kecil.

"Pak saya izin ketoilet" Izinku kepada pak Aris

"Iya,jangan lama lama"

Aku langsung lari menuju toilet karena ini sudah di ujung,selesaiku buang air kecil aku langsung menuju kekelas sambil melihat-lihat sekeliling sekolah,ku lihat ada Devan di tengah lapangan,apa hukumannya blom selesai?ahh masa bodo itu pantas ia dapatkan tapi kasian juga dia harus di jemur,hari ini juga sangat panas,aku melihat kearah tanganku yang sedang menggenggam air putih,iya tadi sebelum kekelas aku kekantin dulu untuk membeli minum.

"Kasian juga Devan,gw kasih air putihnya ke Devan ajalh" Gumanku,akupun langsung menghampiri Devan dan menyodorkan airku padanya.

"Ini buat lo" Ucapku sambil menyodorkan airku

"Baik juga lo ternyata,Makasih ya" Balasnya dan langsung meminum airku tadi

"Tapi gk gratis,lo ada utang goceng sama gw"

"Bruzzzz" Sembur Devan setelah mendengar kata-kata ku,utung saja tidak mengenaiku

"Eh buset... baru juga gw bilang baik" Lanjutnya setelah menyembur

"Ingat goceng" Jelasku padanya,aku langsung lari setelah mengatakan kalimat itu dan tak memperdulikan teriakannya.

Sekarang aku sedang di halte menunggu buss datang,sebanarnya tadi aku pulang dengan Lastry tapi supirnya bilang tidak bisa karena Lastry ada acara keluarga jadi aku tidak jadi pulang dengannya.

Tik tik tik tik

"Hujan"

Secara otomatis aku berdiri menengadahkan tanganku seolah-oleh sedang menyapa mereka dan tanpa sadar aku berkata

"Aku rindu Raka"

Entah kenapa aku merindukan Raka padahal aku belum lama suka padanya kita juga tidak terlalu dekat ahh sudahlah kan kalo udah cinta susah di jelasin.

"Dorr" Teriak seseorang orang mengejutkanku

"Lo apaan sih Devan bikin gw kaget aja"

"Ya sorry abis lo gw liatin dari jauh ngelamun gw kagetin aja"

Hening tak ada lagi yang berbicara,aku putuskan untuk mengambil handphone di tas dan mendengarkan lagu,setelah ku temukan handphoneku,aku langsung memasang airphone di telingaku dan langsung mencari lagu yang biasa ku dengarkan saat hujan seperti ini, what do i live for itu biasa lagu yang dengarkan,aku merasa aesthetic ketika mendengar lagu ini yaa itu yang ku rasakan ketika mendengarnya entahlah dengan kalian,saat saat sedang asik asiknya aku mendengarkan tiba-tiba ada yang menari airphone ku.

"Kenapa van?" Tanyaku pada Devan

"Bussnya udah datang,lo gk mau pulang?"

"Oh iya gw gk liat"

Aku langsung masuk ke buss di susul dengan Devan,aku duduk di kursi paling belakang di sebelah kanan sedangkan Devan duduk di kursi tengah,tak lama kemudian buss sudah sampai di halte yang ku tuju,sekarang aku sudah keluar dari buss tapi masalahnya aku tidak membawa payung,aku mau saja hujan hujanan tapi seragam sekolah masi di pakai besok, bagaimana ini tidak mungkinkan aku menunggu hujan sampai reda kalau malam baru reda aku bisa kena marah.

"Lo gk bawa payung?" Tanya Devan mengejutkanku

"Iya nggak bawa nih" Jawabku kebingungan

"Bareng gw aja" Tawarnya

Aku langsung menerima tawaran Devan,cuman ini satu satunya cara agar aku bisa pulang ke rumah,tapi ternyata Devan ada sisi baiknya juga dan sok cool,lihat sekarang dia cool banget beda dengan yang di kantin tadi, selama di perjalanan tidak ada yang berbicara suasananya sangat hening aku akan mencoba memulai pembicaraan.

"Dev,sebenernya lo itu punya masalah apa sih sama si Raka?" Tanyaku pada Devan

"Kepo banget sih jadi cewek" Jawabnya tidak santai

"Ya... Kan gw nanyak kali aja gw bisa kasih solusi" Jawabku lebih tidak santai

"Dengerin ya nona pengadu lo gk usah ikut campur masalah gw" Ucapnya sambil melihatku dengan tajam seperti mau menerkam mangsanya

"Iya iya pelit amat sih tinggal cerita juga" Jawabku mengalihkan pandangan

"Berisik lu,udah sampe nih" Ucapnya sambil melihat ke arah rumahku

"Cepet banget,btw makasih ya" Jawabku sambil melihat rumahku juga

"Iya sama-sama,gw balik dulu ya" Pamitnya padaku

"Devan!!!" Teriakku memanggilnya,Devan menoleh kearahku dan aku beteriak lagi

"Goceng jangan lupa!"

Aku langsung lari kedalam rumah dan masuk kekamarku,ahh lelah sekali rasanya hari ini,aku langsung mandi dan makan malam,ayah dan ibuku sedang keluar kota biasa masalah pekerjaan jadi aku sendiri dirumah,dirumah juga tidak ada pembantu jadi aku benar-benar sendirian dirumah,ku liat jam dinding sudah pukul sepuluh malam aku memutuskan untuk tidur saja semua pr juga sudah ku kerjakan,so guys selamat tidur.

Sampai jumpa di next chapter guys

ini versi remake!