"Justru yang aneh itu kamu, Lian. Nama kamu aja artinya berlian, semua orang juga pasti bakal mengira kalau kamu suka banget mengamati berlian di tengah etalase. Eh ternyata malah kamu yang justru benci banget sama berlian," debat pemuda di hadapan Lian.
"Aku gak suka berlian dan sampai kapanpun aku benci dengan berlian!" ujar Lian dengan penuh penekanan.
"Tuh kan aneh, dasar orang aneh!" ledek pemuda dengan nametag bertuliskan Riki.
"Udahlah, malas aku berdebat sama kamu, Riki. Kamu itu lama-lama kaya cewek, gak suka kalah debat!" keluh Lian. Sementara Riki malah terkekeh sembari mengacak rambut milik Lian.
"Ya udah, yuk ke kelas! Bentar lagi bel bunyi nih," ajak Riki kepada Lian. Lian hanya mengangguk untuk menanggapinya.
Sepulang dari kafe, Riki ternyata sudah menunggu di rumah Livia. Livia terkejut, karena Riki sudah duduk di ruang tamunya.
"Sekolah kok pulang malem, Na?" tanya Riki. Livia berdehem.
"Habis hunting foto aku. Belum cek instagramku?" tanya Livia balik.