Alka berlari sekuat tenaga yang ia bisa. Melihat hal itu, Alva pun langsung berlari membuntuti Alka.
Namun, saat Alva kembali, Alka telah bersimpuh di tepi jalanan. Ia bisa melihat bahwa mobil yang ditumpangi oleh gadis yang disukainya itu telah pergi jauh.
"Alka, gara-gara kamu, dia pergi!" keluh Alva.
"Kenapa sih kamu selalu membuat aku kehilangan hal yang aku impikan? Kenapa?" keluh Alva.
"Aku benci sama kamu, Alka!" pekik Alva sembari berlari menjauhi Alka.
"Alva!" seru Alka.
"Amira, aku minta maaf," lirih Alka dengan masih bersimpuh di tepi jalan. Air mata pun menggenang di antara kedua kelopak matanya.
Bel istirahat telah berdering. Tiba-tiba, Lian teringat akan tantangan dari Feli. Dengan cepat, Lian menolehkan kepalanya ke arah Feli.
"Ngapain lo lihatin gue?" sentak Feli sembari melemparkan tatapan curiganya. Langsung saja, Lian menampilkan deretan giginya.
"Hari ini gue gak ke kantin dulu ya, Fel. Masih kenyang," alibi Lian. Detik itu juga, Feli menghela napasnya.