Feli diam-diam mendekat ke arah Lian yang sedang asyik memilih-milih sebuah baju. Feli lantas berdehem pelan, membuat Lian langsung mengangkat sebelah alisnya.
"Apa sih, Feli? Kok tingkah lo jadi aneh gini sih?" keluh Lian.
Feli tampak mengembuskan napasnya. Pandangannya mulai menatap beberapa baju secara bergantian. Ia bersiap untuk memulai sebuah obrolan santai bersama Lian.
"Lo ngerasa aneh gak sih sama gelagat Livia tadi?" tanya Feli tiba-tiba. Sontak saja, Lian menggelengkan kepalanya sembari terkekeh pelan.
"Aneh apanya sih, Fel. Bukannya Livia tadi tuh sakit? Orang lagi sakit, lo bilang aneh? Atau jangan-jangan, yang sakit itu sebenarnya lo?" ceplos Lian sembari menempelkan punggung tangannya ke dahi Feli.
"Apaan sih, Li. Gue gak sakit kok. Lagian kalau gue sakit, memangnya ada penyakit yang bisa nyerang gue apa?" keluh Feli.
"Ada, penyakit jiwa," ceplos Lian sembari meledakkan tawanya.
"Tuh kan, nyebelin," keluh Feli.