Kedua mata Alva tampak asyik mengamati Mega yang tengah memasak tersebut. Diam-diam, ia mulai mengulas senyumnya.
"Mau sedekat apapun lo sama Mama, lo gak akan bisa merebut perhatian Mama dari gue. Karena perhatian Mama, cuma akan menjadi milik gue seorang," pikir Alva.
Entah mengapa, ia menjadi kesal setiap kali melihat kedekatan antara Mama dengan kembarannya tersebut. Ia seperti tidak rela, jika perhatian mamanya akan beralih kepada Alka. Namun, kini, ia mulai menguatkan hatinya. Bahwa posisinya, sampai kapanpun pasti akan lebih tinggi dari Alka di hati mamanya.
"Alva jangan tidur loh, kok dari tadi kaya gak denger suaranya Alva sih!" seru Mega tiba-tiba.
Alva pun sontak terkekeh pelan. Seluruh pandangan Mega tengah terpusat pada mie yang sedang dibuatnya tersebut.