Chapter 30 - MEMAHAMI PEMURNIAN

Saat ini, Tang Wulin sedang duduk di atas lantai karena rasa lelah yang dia rasakan. Dengan ahli, Mang Tian mengeluarkan perban dari sakunya dan mulai membalut tangan Tang Wulin yang terluka.

Mang Tian yang merupakan seorang pandai besi handal saat ini memiliki ekspresi aneh di wajahnya. Mulutnya belum bisa mengeluarkan kata-kata karena melihat hal yang baru saja terjadi.

Seorang jenius pada akhirnya akan tetap menjadi seorang jenius. Bahkan jika Tang Wulin tidak memiliki palu sebagai Martial Soulnya, fakta bahwa dia telah menyelesaikan menempa dengan Thousand Refinement tidak bisa diubah. Kemampuannya untuk memahami dapat menutupi kekurangannya.

Thousand Refinement. Bahkan untuk kebanyakan pandai besi, itu adalah tantangan yang sulit untuk diselesaikan. Namun, anak berusia sembilan tahun baru saja menyelesaikannya. Ini adalah perbuatan yang luar biasa.

Tang Ziran yang awalnya berdiri di luar pintu bergegas menggendong putranya.

Mang Tian diam-diam merenung beberapa saat sebelum berbicara. "Jenius, dia adalah jenius sejati. Wulin, kamu harus terus mengingat perasaan yang kamu alami hari ini. Ini hanya permulaan bagimu. Ini hanyalah kejutan pertama yang akan kamu bawa pada dunia pandai besi."

Sayangnya, karena menempa selama lima jam berturut-turut telah menghabiskan tenaga Tang Wulin sehingga dia tidak mendengarkan kata-kata gurunya. Dia telah tertidur di pelukan ayahnya.

***

Ketika Tang Wulin terbangun, dia telah berada di tempat tidur.

Langit tampak cerah dan sinar matahari menembus masuk lewat jendela memasuki kamar Tang Wulin. Sinar itu jatuh pada tempat biasa Na'er tidur.

Meskipun Na'er telah pergi, Tang Wulin tidak pernah mengizinkan orang tuanya untuk memindahkan ranjang yang pernah Na'er pakai. Karena jauh di dalam lubuk hatinya, Tang Wulin yakin jika suatu hari nanti Na'er akan kembali.

Meskipun tidak lagi merasakan sakit pada lengannya, tubuhnya masih terasa lemas. Badannya terasa hangat, jadi dia ingin bermalas-malasan di atas tempat tidurnya. Saat ini dia merasakan perasaan nyaman yang aneh.

Senyum tipis perlahan muncul di wajahnya. Thousand Refinement, seharusnya sudah selesai.

'Jadi, seperti inikah rasanya menyelesaikan Thousand Refinement?'

Bahkan ketika dia kehilangan kesadarannya, dia masih bisa mengingat dengan jelas perasaan itu. Pada saat itu, pada saat tahap akhir penempaan, setiap ketukan palunya beresonansi dengan logam Heavy Silver. Ada perasaan yang sangat mendalam. Baginya, logam Heavy Silver terasa hidup. Saat Tang Wulin menarik napas, begitu juga dengan logam Heavy Silver. Setiap ketukan palu seperti pijatan untuk logam Heavy Silver dan itu memberinya perasaan nyaman.

Saat perasaan ini mencapai puncaknya, logam Heavy Silver berubah. Perubahan fisiknya terlihat dari pola garis yang timbul secara alami.

Meskipun Tang Wulin tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya, tetapi dia tetap yakin bahwa dia telah berhasil.

'Aku bukanlah sampah tidak berguna, setidaknya tidak dalam hal menempa. Bahkan sebagai Soul Master, Rumput Perak Biru miliknya bukanlah Rumput Perak Biru biasa.'

'Na'er, jika kamu masih ada, akan semakin menyenangkan. Kamu pasti akan senang untukku. Saudaramu akan menjadi semakin kuat dan akan melindungimu, aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakitimu.'

'Na'er, aku harap kamu segera kembali, jika tidak, setidaknya beritahu aku di mana kamu berada. Mengapa kamu tidak memberi penjelasan sebelum pergi? Aku benar-benar merindukanmu.'

Senyum manis Na'er terbayang di benaknya. Suaranya terdengar sangat gembira ketika memanggil kakaknya, dan kegembiraan itu membuatnya sangat puas.

'Di masa depan aku pasti akan menemukanmu. Aku berjanji untuk itu.'

Perlahan, kehangatan dari tubuhnya telah membawanya kembali ke alam mimpi dan tertidur lelap.

***

Ketika Tang Wulin terbangun ke dua kalinya, dia terbangun karena rasa lapar. Di luar sana, langit sudah menjadi gelap. Mengingat dia telah tidur dari semalam, berarti dia telah tertidur selama sehari penuh.

"Ibu, Ayah!" Tang Wulin berteriak saat terbangun.

Rasa lelahnya telah menghilang, tetapi perutnya masih kosong. Dia merasa sangat lapar sehingga dia berpikir bisa memakan satu ekor sapi.

"Nak, kamu sudah bangun?" pintu terbuka saat Lang Yue memasuki kamar.

Dengan bangga Tang Wulin berkata, "Ibu, aku telah berhasil menyelesaikan menempa dengan teknik Thousand Refinement!"

Mata Lang Yue memerah. Baginya ini tidaklah penting, yang terpenting adalah kesehatan putranya.

"Kerja bagus, nak. Apakah tubuhmu terasa sakit?" Lang Yue bertanya dengan lembut.

Tang Wulin menggelengkan kepala. "Tidak! Aku hanya merasa lapar. Ibu, karena aku lapar, apakah ada sesuatu yang bisa dimakan?"

"Ya, tentu. Ibu telah membeli ayam gemuk untukmu dan membuat sup ayam rebus. Makanan telah menunggumu untuk menyantap mereka. Gurumu mengatakan bahwa kamu telah memaksakan diri dan setelah terbangun, kamu membutuhkan makanan bergizi yang mudah dicerna."

***

Lima belas menit kemudian.

Lang Yue dan Tang Ziran menatap putra mereka tanpa kata saat memakan makan di atas meja. Bagi putra mereka, makanan apa yang bergizi dan mudah di cerna? Selama makanan itu bisa di makan, maka bisa juga dicerna.

Seekor ayam gemuk, sepanci sup ayam, lima roti, dan dua piring sayur telah dikonsumsi oleh anak berusia sembilan tahun seorang diri. Selain itu, dia masih merasa belum cukup. Saat ini, dia sedang memakan roti keenamnya.

"Pergilah dan masak beberapa hidangan lagi untuk putra kita." Kata Tang Ziran pada Lang Yue sambil meneguk segelas air. Melihat putranya makan dengan lahap membuat Tang Ziran merasa kenyang.

Lang Yue kemudian berdiri dan menuju dapur.

Tang Wulin benar-benar makan dengan lahap, terutama setelah menghabiskan banyak energi. Dia menghabiskan hampir satu jam penuh untuk makan dengan lahap sebelum menghela napas lega.

"Nak, kamu tidak menahan sesuatu, kan?" Jika bukan Tang Ziran yang menghentikannya, Lang Yue akan membiarkan Tang Wulin makan sampai kenyang. Kapasitas makannya telah melampaui orang normal.

Saat ini Tang Wulin tersenyum puas. "Masakan ibu masih yang terbaik. Aku bisa makan sampai puas jika itu masakan ibu."

Tang Ziran dengan hati-hati memeriksa lengan putranya, kemudian matanya di penuhi tanda tanya. Tempat di mana Mang Tian melukai tangan Tang Wulin telah sembuh sepenuhnya. Hanya terdapat garis merah samar di sana.

Pada saat ini, Tang Wulin mengingat sesuatu dan bertanya pada ayahnya. "Ayah, apakah kemarin aku berhasil menempa dengan Thousand Refinement?"

Tang Ziran tersenyum dan mengangguk, "Tentu saja. Kamu sangat berhasil. Gurumu tidak dapat berhenti memberimu pujian dan mengatakan jika kamu terbangun, kamu harus segera menemuinya."

Tang Wulin segera melompat dari kursi hendak pergi. "Kalau begitu, aku akan pergi sekarang."

Lang Yue mengerutkan keningnya. "Ini sudah larut malam, kamu bisa pergi menemuinya besok."

Tang Ziran juga berdiri dan menanggapi, "Dia baru saja terbangun satu setengah jam yang lalu dan dia tidak akan bisa tidur beberapa jam ke depan. Karena belum terlalu larut, aku akan mengantarnya dan akan segera kembali setelahnya."

Lang Yue melihat suaminya dan mengancam, "Jika sesuatu terjadi pada putraku, ku katakan padamu, kamu akan tidur di ruang tamu."

Dengan malu Tang Ziran menyentuh hidungnya, "Yah, bagaimana pun juga dia juga putraku."

Duo ayah dan anak itu kemudian meninggalkan rumah dan pergi ke bengkel Mang Tian.

"Guru, aku datang." Tang Wulin berteriak ketika dia memasuki pintu masuk. Dia telah mengantisipasi dengan penuh semangat tentang apa yang telah dia dihasilkan dari menempa dengan Thousand Refinement pertamanya dan seperti apa bentuknya. Perasaan telah menyelesaikan menempa dengan Thousand Refinement telah membuatnya sangat senang saat ini.

Mang Tian yang mengenakan pakaian kerja usangnya berjalan keluar. Biasanya dia memiliki kepribadian yang dingin tetapi pada saat ini, setelah melihat Tang Wulin, dia benar-benar tersenyum. Tanpa sadar matanya dipenuhi rasa puas.

Dia memandang Tang Ziran kemudian mengangguk dan memanggil Tang Wulin. "Ikuti aku."

Potongan Heavy Silver itu masih berada di dalam ruang tempa Tang Wulin. Mang Tian bahkan tidak memindahkannya setelah ditinggalkan Tang Wulin kemarin.

"Coba lihat logam yang telah kamu kerjakan." Kata Mang Tian kepada Tang Wulin sambil menunjuk ke arah logam Heavy Silver.