Usai percakapan pagi-pagi yang cukup menghangatkan hati, tanpa sepengetahuan Haikal Adri datang ke apartemen Haikal sebelum ke kantor. Tidak mau sih mengakui kalau dirinya sudah bucin bukan kepalang sampai rela bermacetan dan berjibaku dengan deadline jam masuk kantor. Dua paper bag berisi kain tenun dan songket itu dibawanya, bersama dengan kunci cadangan apartemen Haikal yang diberikan pria itu padanya sebelum berangkat ke Harvard. Ya, Adri masih memiliki akses, karena Haikal bilang kunci itu bisa digunakan sampai kapanpun selama belum diganti.
Pintu terbuka, Adri bergegas masuk ke dalam setelah menutup kembali pintu unit apartemen berukuran luas itu.
"Buru-buru pergi apa gimana ini berantakan banget," ujar Adri bermonolog begitu mendapati ruang tengah Haikal tempat mereka biasa mengobrol itu berantakan. Adri yang tak suka kotor itu lantas sukarela membersihkannya, mengambil sapu di dapur.