Haikal membaca bukunya di kamar sebelum tidur seperti biasa. Sesekali pria itu menyesap secangkir hangat camomile tea yang Ia seduh sebelum masuk ke kamar. Ini menjadi ritual yang cukup menenangkan, sekaligus menyenangkan. Belakangan hari-hari pria itu dipenuhi tensi dan suhu yang agak tinggi menyusul RUPS dan konflik-konflik personal yang dialaminya.
KRIET ...
MIAW!
Tico tiba-tiba masuk dengan mendorong pintu kamar Haikal yang sengaja tidak ditutup apalagi dikunci itu. Kedatangan si hewan berbulu cukup untuk mendistraksi Haikal, "Tico ... sini Sayang sama Papa," ujarnya. Tico sangat pintar dan responsif, maka Ia langsung melompat ke pangkuan Haikal begitu 'Papa' nya merentangkan tangan.
"Kok Kamu belum tidur sih? Lapar? Atau takut tidur sendirian di studio?" Haikal, berbicara dengan kucing untuk meredakan stressnya. Si kucing hanya diam, duduk rapi melingkar di pangkuan Haikal.