Haikal terdiam seribu bahasa di tempatnya setelah mengucapkan kalimatnya sendiri dengan nada tinggi. Astaga, Ia merasa kelepasan sekarang.
Haikal diam, Adri diam. Situasinya menjadi canggung sekarang. Tapi apa boleh buat, Ia sudah terlanjur basah, lebih baik mencebur sekalian.
"Segitunya Kamu benci sama Saya, Dri?" lanjut Haikal. Sudah lama Ia ingin menanyakannya.
"Saya gak pernah benci sama Pak Haikal," jawab Adri datar.
"Terus kenapa Kamu menghindari Saya terus kalau Kamu gak membenci Saya atas kejadian sebelas tahun lalu?"
Adri terdiam. Hanya suara deru nafasnya yang mengeras dan tak teratur yang menghiasi ruang dengar Haikal sekarang.
Terus menunggu, tapi Adri tak kunjung menjawab.
Haikal lantas memejamkan matanya, "Apa Kamu ... masih punya beban perasaan sejak itu?"
"Karena kalau Saya ..."
Haikal menelan salivanya dalam dalam, "Masih," lanjutnya.
Adri tetap terdiam, membuat Haikal dilanda kebingungan. Namun hal-hal ganjil mulai terdengar pria itu.
"Adri Kamu ..."