Januar melirik jam tangannya, kemudian bangkit, turut menyampirkan tasnya, "Gue pergi dulu, bentar lagi adzan," ujarnya pada Theo. Tidak pada Adri karena gadis itu sepertinya sedang tidak peduli dengan apapun.
Theo mengangguk, "OK. Thanks," singkatnya. Berterimakasih Januar memintanya menemani Adri karena Ia akan pergi shalat jumat.
Seperginya Januar, Theo memperhatikan gerak gerik Adri, padahal Ia hanya sedang makan sedari tadi. Ternyata itu membuat Adri lama-lama terusik.
"Kenapa sih? Biasa aja kali liatinnya," ujarnya melirik Theo.
Theo melipat tangannya di depan dada, "Bisa bisanya nih anak, galau sampe bolos. Gimana? Ikutin sidang dia sampe akhir? Apa yang Lo dapet?" tanyanya beruntun bak dosen penguji memarahi mahasiswa.
Adri mengangguk, "Jadi. Dapet apa? Ya dapet ilmu dari penelitian dia lah," ujarnya sewot.
"Bukan itu ya anjir. Maksud Gue apa Lo lega setelah dateng ke sidang dia?"
"Ya. Lumayan lah. Setelah itu Gue chat dia, selamat sidang," ujarnya santai.