Jam sepuluh malam, Adri masih menunggu Theo di teras rumah kostnya untuk mengantarkan keperluan Jesslyn selama dua sampai tiga hari kedepan. Jesslyn sendiri sudah tertidur sedari tadi di kamarnya karena kelelahan. Cuaca malam itu dingin ditambah gerimis halus semakin membuat nyaman.
Adri sebenarnya agak mengantuk juga setelah mengerjakan tugas-tugas penelitiannya tadi. Beruntung Jesslyn bukan orang yang gemar berbicara dan menguras energi Adri si introvert. Mereka hanya bicara seperlunya, mungkin karena Jesslyn juga sungkan untuk menceritakan banyak hal tentang keluarganya.
Tak lama kemudian, terdengar klakson mobil di depan. Adri sudah menduga itu pasti Theo. Benar saja, tampak disana Theo dengan wajah lelahnya memegang payung dan satu goodie bag berisi penuh pakaian dan beberapa makanan.
"Jesslyn gak akan kekurangan makanan atau snack disini. Kenapa repot-repot sih?" tanya Adri.
Theo menggeleng, "Gue gak enak ngerepotin gini karena masalah pribadi," ujarnya.