Haikal ambruk akhirnya. Sedari tadi malam selang infus menancap di tangan kanannya. Pria itu sudah menghabiskan hampir empat botol cairan infus semenjak dokter pribadinya datang ke apartemen, memeriksa kondisinya. Sesuai dugaannya, itu tipes. Haikal heran, kenapa penyakitnya yang satu itu tidak pernah hilang sejak SMA. Lucunya lagi, pasti kumat di pertengahan tahun seperti sekarang ini.
Rian masuk, membawa buah jambu biji merah yang sudah dipotong-potong. Haikal tampak setengah tertidur, menaruh tangannya diatas dahi. Mengenaskan sekali kelihatannya kalau Haikal sudah sakit, pikir Rian.
"Makan nih Bang," ujar Rian. Menaruh mangkuk berisi buah itu diatas meja.
"Hehhh," jawabnya dengan hembusan nafas berat. Demamnya itu memang sudah agak turun, tapi ngilu dan sakit kepalanya belum bisa diajak kompromi.
"Makanya lah Bang, kerja, belajar tuh ngukur," omel Rian. Masih saja sejak kemarin.