Haikal mau tidak mau akhirnya menuruti saja kemauan Adri untuk minum kopi di Starbucks itu. Kalau saja Adri tidak marah, mana mau Haikal. Memang dasar keras kepala, baru saja keluar dari rumah sakit. Tidak cukup sampai sana, minuman yang dipesan Adri itu lebih membuat Haikal lebih geleng-geleng kepala; four shots americano without extra ice or water. Sudah gila, pikir Haikal, dan Adri masih mengatakan bahwa itu hanya setengah dari dosis ngopi yang Ia rencanakan.
Haikal menaruh iced green tea miliknya ke depan Adri, menukarnya dengan minuman kafein mematikan itu. "Tuker. Biar Saya yang minum," ujarnya. Tanpa permisi Haikal meneguk americano superpahit itu sampai habis setengah dalam satu tarikan nafas, membuat Adri bengong. Dirinya yang pecandu kopi saja tidak pernah seperti itu.
DAKK!