Hening, Adri menyilangkan kakinya di sofa ruang tengah, melipat tangan di depan dada, menatap tajam Haikal yang terdiam menunduk di sofa seberangnya. Beberape menit berlalu, Haikal hanya diam, tak kunjung menjawab pertanyaan Adri soal kenapa ujung bibirnya memar bahkan nyaris robek seperti itu. Rambut yang sudah mengering itu bahkan sampai rapi sendiri tanpa disisir. Posisinya sudah seperti Adri akan menyidang Haikal.
"Sampe kap ..."
MIAW!
Tico tiba-tiba datang, menggeliatkan tubuhnya di kaki Adri, membuat atensi gadis itu teralihkan dari sebelumnya akan kembali mengintimidasi Haikal. Adri lantas membawa kucing yang dicarinya sejak awal datang itu ke pangkuannya. Kucing itu sudah akrab dengan Adri, mungkin karena terlalu sering disugesti oleh Haikal.