Adri yang sudah dalam posisi merebahkan diri dibawah selimut hotel itu terdiam, sekaligus membulatkan matanya, kantuknya menghilang. Seharusnya Adri tidak kaget karena Abi, kakaknya itu pernah menyinggung soal kemungkinan Haikal yang akan masuk dunia politik tahun ini. Tapi itu sudah terlalu lama, Adri bahkan sampai lupa.
"Dri?" panggil Haikal karena mungkin Adri terlalu lama tidak merespon.
"E-eh iya Kak." Adri mendudukan diri, bersandar pada headboard akhirnya.
Deru nafas Haikal terdengar disana, "Gimana? Kamu pasti kaget ya?"
"Yeah, well said, Saya cukup kaget meskipun seharusnya gak terlalu kaget karena Kak Abi pernah bilang soal ini ke Saya pas awal-awal Saya di Indonesia."
"Oh gitu."
"Iyaa Kak. Boleh diceritakan gak ke Saya gimana kok bisa ada opsi begitu? Memang ada apa di perusahaan Kakak?" tanya Adri hati-hati. Bisa jadi ini topik sensitif bagi Haikal.
"Panjang kalau mau diceritakan secara historis, Dri. Tapi intinya aja, Saya diberikan dua pilihan."
"Apa itu?"