Kama dan Klarisa berjalan beriringan di lorong Karl Bennedict Hospital Jakarta, tempat Kama bekerja siang itu, setelah makan siang bersama di dekat sekolah 'anak-anak' mereka. Anjani dan Lilian tentunya senang bisa dijemput dan diajak makan siang bersama keduanya meskipun harus kembali ke sekolah.
Bersamanya Klarisa dengan Kama memiliki tujuan khusus. Hasil pembicaraan singkat dan padat di mobil selama perjalanan ke rumah Klarisa dan Lilian tempo hari membuka beberapa pintu koneksi antara keduanya. Salah satu diantaranya adalah keterkaitan profesi mereka; Klarisa seorang mahasiswa profesi psikolog. Klarisa sedang dalam cuti dan bekerja, karena kekurangan dana untuk mengambil sisa satu tahun pendidikannya.