Haikal melirik Adri cepat, gadis itu masih melihat lampu gantungnya. Entah apa yang menarik disana.
"Kalau bicara itu lihat orangnya, Adri."
Adri menoleh, "Oh ... iya sih. Hehe."
"Kamu serius ngomong gitu?" tanya Haikal kemudian.
Adri mengangguk, "Ya, sincerely."
"Kamu harus hati hati sepertinya Dri." Haikal melipat tangan di depan dada, menatap Adri intens.
"Kenapa memangnya?"
"Karena Saya akan menilai itu sebagai ... kemajuan buat diri Saya sendiri."
Adri menyimak, belum sampai penalarannya.
"Kamu tentu udah tau, menangkap apa tujuan Saya, hari ini, kemarin, sebelum sebelumnya buat Kamu itu apa kan?"
Adri tampak ragu, namun akhirnya mengangguk pelan.
"Nah itu dia, jadi ... kalau Kamu bilang begitu, Saya jadi lebih percaya diri ..." Haikal berubah serius.
"Kalau Saya ... sudah menggerakan perasaan Kamu sekian langkah."
Adri masih menyimak, kali ini bersamaan Ia mengangguk paham.
Haikal berhenti sejenak sebelum melanjutkan.
"Gak papa kan Saya jujur gini? Soalnya ..."