Hari masih pagi, dengan tubuh yang sebenarnya masih ingin istirahat pascaperjalanan dari Lampung itu sepertinya diabaikan oleh Haikal. Belum juga jam enam, pria itu sudah rapi dengan setelan kerja formalnya di ruang tengah. Hal tak biasa sedang diurusnya. Tampak di meja kaca itu beberapa bungkus kopi dan coklat. Mulai dari yang masih biji utuh sampai bubuk, itu semua dibeli Haikal. Tinggal terserah Adri mau yang mana. Ya, alih alih berkas sidang, malah kopi untuk Adri yang Ia urus di Senin subuh ini.
Masalah berkas dan persiapan sidang sepertinya bukan hal baru yang harus dibuat heboh oleh Haikal. Sekali lagi, Ia pemain lama. Apalagi lawan hukumnya itu sudah serak, akibat korupsi yang melilitnya.
Akhirnya sebelum terlambat, Haikal meraih ponselnya.
Calling Adriana Gerrie ...
"Ha-lo?" sapa Adri. Suaranya serak dan berat.
Haikal tersenyum, "Baru bangun ya? Maaf ganggu, tapi ini udah pagi."