TRAK!
Haikal memecah keheningan dengan memasukan sedotan besar ke iced green tea miliknya yang sudah basah kemana-mana akibat tak disentuh sedari tadi.
Bagaikan orang dehidrasi, pria itu meneguknya langsung sampai setengah, membuat Adri heran.
"Haus?"
"Gak. Laper," candanya.
"Iyalah haus, makanya Saya minum kan."
"Oh." Adri mengangguk.
Haikal menghela nafasnya dalam, lantas menyandarkan diri ke punggung sofa, menatap lampu gantung di ruangan itu. Ia masih halus memulihkan diri karena beberapa kalimat Adri yang terakhir Ia dengar barusan itu cukup 'mengguncang' dirinya. Kaget, sekaligus agak senang bercampur menjadi satu.
"Maaf," ujar Haikal tiba tiba.
"Untuk?"
"Karena gak pernah menghubungi Kamu selama sebelas tahun terakhir," ujarnya menatap Adri dalam. Ketulusan dan rasa bersalah tercetak jelas di wajah pria berdarah Minang itu.
Adri tersenyum simpul, "Mau Bapak hubungi Saya atau enggak, itu gak akan mengubah banyak hal."