Adri masih tetap dengan senyum bisnisnya hingga akhir setelah hampir setengah jam hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan dua pegawai BUMN itu, Farhan dan Huda.
Menganggap dua orang itu telah selesai berbicara, Adri lantas menegakkan duduknya kembali, "Jadi maksud penjelasan panjang lebar Pak Farhan ini adalah untuk bersiasat, bersekutu untuk menciptakan orang bersalah baru yang akan sama sama kita pojokkan ya Pak? Betul begitu?"
Adri kembali pada mode intimidasi halusnya. Bagaikan ditembak di kepala, Farhan dan Huda silih tatap dengan canggung. Pasalnya, perkataan Adri itu sangat memperjelas secara harfiah metode retorika yang telah mereka susun sedemikian rupa dengan tujuan 'membuat kesepakatan'.
"Bagaimana Pak? Apa benar kesimpulan Saya?" Sekali lagi Adri memastikan pertanyaannya.
Farhan tampak menghela nafasnya dalam-dalam, orang yang dihadapinya ini rupanya sulit. Pria itu tidak membaca medan.