Jam tujuh pagi, kesibukan terasa di kediaman Kama. Rumah lantai dua bergaya tropis modern itu sudah hidup sejak dua jam lalu. Kama si tuan rumah tengah berada di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan juga seseorang lainnya.
"Jani, ayo turun Sayang, kita makan dulu," panggil Kama dari dapur. Tak perlu naik ke lantai dua untuk memanggil seorang anak kelas satu Sekolah Dasar itu. Ruang kosong di rumah membuat suara menggema, dan bersyukur bahwa yang dipanggil adalah anak yang sangat penurut.
Nasi, telur, sayur buah, dan daging serta susu telah dihidangkan Kama di meja makan ketika Jani datang ke meja makan.
"Masak apa, Ayah?" tanya Jani dengan suara imut khasnya.
Kama tersenyum, lalu duduk berhadapan, "Ini nih, sayur tumis bayam kesukaan Kamu. Makan yang banyak ya." Kama menuangkan satu set sarapan berisi menu menu yang Ia masak itu dalam satu piring.
"Makasih, Ayah. Selamat makan!" ujarnya ceria.
"Iya, Sayang," ujar Kama, mengelus pucuk rambut Jani lembut.