Chapter 175 - Pamit

Alunan musik jazz akustik menyatu dengan udara dingin gunung Bromo malam itu. Api unggun yang dinyalakan ditengah, memisahkan area para pemusik dan penonton tidak mengalahkan udara dingin malam itu.

Adri mengeratkan resleting jaketny, mencegah persendiannya bergetar karena dingin. Salah sendiri Ia yang alergi dingin itu datang ke pegunungan seperti ini. Tapi tenang saja, Adri sangat menikmati penampilan seni musik itu, memaknai lirik demi lirik yang disuarakan si vokalis yang sedikit banyak terhubung dengan kondisinya sekarang.

'Dulu Kau pernah ucap ..."

"Janji yang Ku yakin takkan pudar ..."

"Namun ragu semesta ..."

"Tak terhitung oleh manusia ..."

Pikiran Adri kembali berkecamuk ketika lagu Isyana Sarasvati berjudul 'ragu Semesta' itu dinyanyikan cover oleh salah satu band yang tampil.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS