Januar terduduk setelah salam terakhirnya dalam shalat maghrib petang itu. Pria itu menatap kosong ke depan, namun tangannya masih bergerak menyebut nama Tuhan yang menghidupkan dan memberkahinya hingga hari ini.
Helaan nafas yang dirasakannya kian menyingkat seiring dengan dadanya yang dipenuhi rasa sesak. Itu akibat pikirannya sendiri, yang berkecamuk memikirkan kata-kata seorang Adriana Gerrie siang tadi di kantin FT.
Tidak ada komentar setelah kalimat Adri yang terakhir itu benar-benar memutuskan asa dan harapannya untuk memperjuangkan gadis itu. Tepat setelah Adri mengatakan hal itu padanya, Januar hanya tersenyum tipis, lalu menghabiskan makanannya dan pergi tanpa pamit. Perasaannya yang lembut itu benar benar terluka. Sungguh, kali ini berbeda. Beberapa kali Adri mengirimkan 'sinyal penolakan' padanya, tapi pria itu tak tersinggung. Ya, semua tentang perkataan Adri hari ini sangat berbeda dari biasanya.
"It's all ended."
"Us"