Kembali Theo terdiam mendengar Adri membentaknya barusan.
"Lo sendiri yang bikin Gue mikir dan percaya kalau perempuan dan laki-laki itu gak bisa sahabatan. Gue percaya itu sekarang Yo, setelah Lo confess!"
"Honestly, my feelings towards you is now slightly different," lanjut Adri.
Theo membulatkan matanya sempurna, "Lo ..."
"Iya!" Potong Adri cepat. Mengiyakan segala pertanyaan Theo kedepan sebelum waktunya.
"Bohong!" seru Theo. Masih tak percaya.
"Terserah Lo deh. Mau percaya apa enggak. Yang jelas, dengan Lo ngomong kayak gitu barusan, Lo udah ngerusak mood dan perasaan Gue. Bikin Gue bingung karena udah terlanjur beranjak dari posisi sekedar sahabat Lo," ujarnya panjang lebar. Kali ini lebih tenang.
Theo sekali lagi menyelami pandangan mata Adri, berusaha menemukan setitik kebohongan disana. Tak ketemu, Adri memang tak berbohong.
"Kalo Lo memang mau begitu, it's OK. We gonna back to the time you never told me about your feeling," lanjut Adri.
