Minggu sore, Adri sudah berdiri di depan gapura kostnya menunggu Gandhi. Katanya PLT Ketua BEM itu akan menjemputnya sepuluh menit lagi. Adri tentu tak lupa soal janjinya ikut kajian publik di kampus dengan Gandhi. Lumayan, itung itung mengurangi penat dengan pergi ke acara baru. Sejenak Ia ingin lupa soal Theo dan rahasia besarnya. Sebenarnya pria itu sudah berusaha mencoba berbicara dengan Adri kemarin di Jakarta, tapi Ia abaikan. Adri masih takut, belum siap mendengar lebih.
Tak lama kemudian, Gandhi datang dengan motor matic khas miliknya.
"Udah lama ya? Sorry, agak macet," ujarnya tak enak.
Adri menggeleng, sembari memakai helm yang diberikan Gandhi barusan, "Baru aja kok. Yuk," ujarnya setelah naik.
"Okee!"