Januar menginjak kembali remnya begitu kemacetan terjadi di perempatan lampu lalu lintas menuju rumah sakit. Hari itu masih pagi padahal, tapi Bandung sudah padat.
Januar melihat ke depan, ke arah keramaian yang menyebrang di zebra cross depan mobilnya percis. Sebuah senyum terulas di sudut bibirnya tatkala melihat seorang ibu muda menuntun anaknya yang masih kecil berjalan sendiri, merendahkan tingginya agar bisa menyemangati sang anak berjalan cepat dengan ekspresi gembira.
Pemandangan yang sederhana, namun membahagiakan. Nalurinya sebagai seorang pria dan calon Ayah tergerak selalu ketika melihat anak kecil. Ya, dia menyukai anak kecil yang menurutnya menggemaskan. Ah, mengingat anak kecil, Ia ingat bahwa sebentar lagi Ia mungkin akan punya satu karena Hanni akan segera menikah.