Adri mengerutkan dahinya, "Apa Gue se ribet itu? Perasaan biasa aja," kilahnya.
"Iya, itu menurut Lo. Pandangan orang lain terhadap diri kita kan bisa jadi beda Dri, meskipun Lo gak perlu memvalidasi apapun," ujar Januar.
Adri mengangkat alisnya, "Well said, dimata Lo Gue ribet jadinya?"
Januar tampak berpikir, tepatnya berpura pura berpikir, "Yes, Lo ribet."
Adri tersenyum miring, "Gue gak akan minta maaf kali ini."
"Ada yang expect Lo minta maaf?" Januar balik bertanya tepat setelah menarik rem tangannya.
"No. Just in case."
Januar tertawa pelan, melepas seatbeltnya, "Lo gak perlu minta maaf karena itu tugas Gue buat mengerti Lo lebih dan lebih baik."
Adri terdiam, sudah paham apa maksud Januar soal keribetan dirinya yang dimaksudkan. Apalagi kalau bukan alasan mereka sampai harus break up?