Cukup dengan menyisakan riasan tipis di wajah yang mempercantik parasnya, Adri berpamitan dari backstage untuk menemui Abi di tempat undangan. Agak canggung memang kalau Ia harus turut bergabung dan menyapa rekan rekan sesama aktivis kakaknya itu. Tapi dilihat dari kejauahan, tampaknya Abi paham hingga Ia pindah duduk beberapa baris ke belakang.
Dari kejauhan, Abi sudah melambaikan tangan pada adiknya yang tampak cantik walaupun hanya mengenakan kemeja putih, jeans, boot, kacamata, dan rambut dicepol. Sepertinya memang itu gaya khas Adri.
Adri menyalami Abi begitu Ia sampai. Menaruh tasnya, akhirnya gadis itu kembali merasakan duduk dengan tenang setelah beberapa jam berdiri.
"Kok sendirian sih?" tanya Adri.
Abi membukakan satu botol air mineral untuk Adri, "Iya, belakangan pimpinan BEM banyak banget undangan. Kepaksa harus bagi bagi tugas," ujarnya.
Adri mengangguk, menghela nafas setelah menegak setengah isi botol air, "Sibuk banget ya. Bawa mobil kesini?"