Januar tampak berpikir sendirian di ruang kelas yang mulai ditinggalkan ketika satu mata kuliah terakhir hari ini usai. Ketua BEM itu tampak gusar sedari tadi, tangannya memutar-mutarkan ponselnya, pandangan kosong ke depan. Revitha yang saat itu kebetulan baru akan keluar akhirnya memutuskan menghampirinya.
"Kebanting deh itu HP Lo puter-puter gitu," ujarnya, berhasil membuyarkan lamunan Januar.
"Eh? Haha, iya," responnya canggung.
Revitha paham, apa masalah atau sesuatu yang dipikirkan Januar sedari awal kelas tadi hingga sekarang. Revitha juga menangkap bahwa temannya itu juga sedang tidak fokus.
"Jangan terlalu dipikir, Jan. Mending makan siang, belom sarapan kan Lo?" tanyanya, selalu perhatian seperti biasa.
Januar lantas meraih tasnya yang sudah Ia masukan barang-barang sebelumnya, "Thanks Rev, tapi Gue ada urusan dulu. Gue duluan ya," ujarnya tersenyum dan melambaikan tangan.
Revitha hanya bisa memandangi punggung Januar yang perlahan menghilang dibalik pintu.
