Keheningan di Kafe, di sudut ruangan hanya suara sendok dan garpu yang menyentuh piring terdengar dari sudut ruangan.
Matahari yang mencuat dari jendela kaca besar memantul ke arah mereka, tepat di depan Andini dan Leo.
Andini meraih cangkir di depannya lalu menyesapnya perlahan, tanpa berkata dia terus menunduk sambil otaknya berkeliaran, kenapa sosok pria di sampingnya ini selalu berubah sikapnya seperti bunglon.
Leo juga sama setelah berbicara dan tidak ada jawaban dari Andini, kini dia jadi canggung. Apa yang harus dia katakana lagi pada gadis di sampingnya ini.
Sementara Handi yang tadinya serius tengah menikmati menu pesanannya, dia dari sudut bulu matanya melirik keduanya yang ada di depannya.
'Ish … mereka berdua sama-sama …' Handi bergumam dalam hati tapi dia saat ini acuh saja dengan sikap Leo, lebih memilih untuk menikmati makanannya dan menghabiskannya dengan cepat.