Di apartemen Leo.
Miranda duduk kesal mendapati putra keduanya tidak ada di rumah.
Dia mendengus, mondar mandir di ruang tengah.
Menatap ponselnya berkali-kali, dibaca pesan darinya tapi Leo tidak membalasnya.
"Ma, sudah jangan begitu nanti Mama darah tinggi loh." Ujar Reyhan keluar dari kamar mandi.
"Aku kesal sama Leo ini."
"Sudah, dia kan sudah dewasa siapa tahu dia sedang bersama teman-temannya."
"Papa …"
"Papa juga pernah muda Ma, jadi paham sama Leo."
"Ih Papa selalu aja belain dia, makanya dia begitu."
"Ya udah, sekarang kita mau sarapan apa? Mama sih pagi-pagi buta ngajak Papa ke sini."
"Habis Mama penasaran dari kemarin Leo sulit dihubungi."
"Gimana sama Tristan?" Reyhan pura-pura bertanya padahal selama ini dia tahu benar keberadaan putra pertamanya itu.
Miranda menatap Reyhan, dia berjalan menjatuhkan tubuhnya ke sofa yang empuk.
"Aku geram sama anak itu, menjawab pesan Mama hanya iya, nggak, udah … dia sebenarnya ada di mana sih."
