Duduk tepat di depan pintu, tatapan tajam Leo tidak beralih sedikitpun pada sosok wanita cantik yang tengah duduk di lantai, sesekali wanita itu menunduk membenarkan anak rambutnya yang jatuh ke wajahnya atau membenarkan kerudung putih berenda yang dia kenakan.
Duduk dengan canggung, Andini juga merasa bingung. Dia sebenarnya enggan datang ke rumah ini kembali. Banyak kenangan masa lalu yang belum bisa dia lupakan.
Seperti paham dengan apa yang tengah dipikirkan Andini, Leo terus menatap Andini.
Penampilan Leo sangat berbeda, dia sangat menonjol jadi wajar para tamu yang datang semua pasti melihatnya.
Sosok pria tampan mengenakan jas, duduk dengan tubuhnya yang tinggi tegap di antara semua tamu, siapa yang tidak akan melihat ke arahnya.
Tanpa sengaja Andini menoleh, matanya bertemu dengan mata Leo.
Leo menarik tangannya dingin, sorot matanya tajam ke Andini. Seolah-olah apa yang dirasakan Andini, dia pun ikut merasakan.