Jack dan Er baru saja keluar dari ruangannya lalu mereka turun.
"Bang, kita mau ngopi di mana?" tanya Er saat mereka sudah berada di dalam lift.
Er yang bertanya sambil mengaca pada dinding lift mengelus wajahnya berkali-kali, beruntung dia tidak babak belur, meski tubuhnya terasa sakit karena di lempar ke lantai begitu saja sama para geng yang dia tidak kenali.
Melirik Jack yang berdiri dengan matanya seperti orang mengantuk, lalu dia memejamkannya sambil berdiri dengan posisi satu kaki maju ke depan dan kedua tangan disilangkan ke dada, Er hanya bisa menghela napas panjang.
"Lagin sih Bang, sudah tahu kurang tidur kenapa ngantor."
Mendengar itu Jack yang setengah sadar dan tidak benar-benar tidur langsung membuka matanya menoleh ke Er dengan tatapan tajam lalu dia mengangkat tangannya.
"Aduh!"
Teriak Er saat punggung tangan Jack sudah mendarat di kepalanya.
"Ini hadiah buat otak lo yang kosong."
"Sakit tauk Bang."
Er mengerang mengelus kepalanya sambil meringis kesakitan.