Hari semakin sore.
Matahari jingga keemasan menyinari tempat duduk mereka.
Pemandangannya sangat indah, Rachel sangat bersabar hari ini. Dia bahkan seharian hanya duduk sambil sesekali memeriksa pekerjaanya pada ipad miliknya menunggu Alice sejak siang tadi.
Untuk menunggu kesempatan ini Rachel sangat bersabar, bahkan pengawal berkali-kali mengingatkanya untuk beristirahat kembali ke apartemen.
Tapi Rachel menolaknya, selama itu juga dia memikirkan ide ini yang datang tiba-tiba.
Laporan semalam tepat dini hari yang dia terima pada pesan pribadi di ponsel lain miliknya membuat Rachel menahan emosinya.
Sejak lama dia curiga dengan gerak-gerik Alice bersama ayahnya, Rachel tidak ingin posisinya sebagai anak resmi ayahnya direbut oleh Alice.
Bagaimana mungkin ayahnya sangat menyayangi Alice yang bukan siapa-siapa mereka.
Rachel sangat khawatir dan juga kesal karena Alice diam-diam tanpa sepengetahuan dirinya menemui ayahnya di belakangnya.