"Hallo … Andini …" suara Raka terus terdengar.
Andini mengerjapkan matanya berkali-kali dia baru tersadar dari kesadarannya.
Membenarkan duduknya Andini menjawab, "Raka, apa kamu baik-baik saja?"
"Aku?"
"Hm …"
"Kamu mengkhawatirkan aku?"
"Hm … a-aku …" Andini terbata-bata, dia tidak bisa menjawab lagi.
Lalu Andini teringat Dwi, perkataan Dwi malam itu dan juga tentang kehamilan Dwi yang membuatnya di dalam hatinya seperti ada batu besar, membuat dia sesak setiap memikirkan hal itu.
Andini cepat tersadar bahwa dia tidak boleh berlebihan.
"Dwi memintaku untuk menghubungimu, dia sangat cemas karena dia tidak bisa menghubungimu beberapa hari, apa kamu baik-baik saja?" ucap Andini, dengan tegas dia langsung memberi penjelasan kenapa dia menghubunginya.
Andini bisa mendengar desahan dalam Raka dari telinganya.
Keduanya terdiam untuk waktu yang sedikit lama sampai akhirnya suara Raka terdengar kembali.