Di Menara Bank Exa …
Dhea dan Tika duduk cemas, kedua gadis itu menopang dagu masing-masing sejak tadi belum menyentuh dokumen atau pun laptop keduanya.
Bahkan mereka menahan keluar dari ruangan khawatir akan banyak orang yang bertanya tentang berita yang sedang viral dan lalu tiba-tiba menghilang seperti hantu.
Sejak pagi Dhea berusaha menghubungi Andini, tapi tidak tersambung sama sekali.
Tika menatap Dhea, begitu juga sebaliknya.
"Aduh Mbak Dhea, ini sampai kapan sih, kita nungguin Mbak Andini begini." Tika akhirnya bersuara, dia tidak tahan lagi sejak tadi hanya diam.
"Tik, jangan gangguin gue deh. Gue juga stress bukan lo aja. Ada-ada aja ya wartawan pengen banget Mbak Andini terpuruk." Kesal Dhea berkata pada dirinya sendiri.
"Apa semua itu ulah pesaing kita mungkin Mbak, karena tahu kita akan launching produk baru dan jadi Bank Exa yang baru. Apa jangan-jangan itu saingannya Maghara Group. Tapi, ternyata anak pertama Maghara ganteng juga meski agak sedikit aneh."
