Nada sudah berada di kantor polisi. Meski kepalanya sedikit pusing, tapi ia menguatkan saja pergi menjenguk suaminya, di temani oleh Zydan, Ambu, dan Bapak. Sementara Ibu, kali ini di rumah bersama dengan Lana. Awalnya Lana berencana hendak ikut, tapi kemudian urung, karena ia takut sekali melihat penjara. DI sana banyak orang jahat, tapi kakaknya bukan orang jahat.
Nada duduk berhadapan dengan suaminya. Jemari pun saling berpilin. "Aa' baik-baik ajakan di sini?" Baru satu hari satu malam Alan di penjara, istrinya sudah sangat mengkhawatirkan setengah mati.
"Alhamdulillah, Aa' baik-baik aja. Kamu gimana, Sayang? Masih pusing nggak?"
Nada menggeleng, "Enggak … A', Ina kabarnya gimana?" Satu hal yang terus teringat olehnya adalah ini. Ina. Bagaimana kabar sahabatnya tersebut? Apakah Alan mengetahui sesuatu? Bukankah ia selalu berhubungan dengan kepolisian beberapa waktu lalu menyangkut Ina.
"Ina … dia baik-baik aja."
"Aa' tahu di mana dia sekarang?"
"Kenapa, Sayang?"