Nada mengangguk terus, seolah ia mengikuti saja apa yang dikatakan oleh sang suami. Ia lalu bangkit dan mengunci pintu balkon yang tadi sengaja ia buka, agar angin segar masuk ke dalam ruangan.
Dalam hati ia terus berharap agar Aldo segera tertangkap tanpa sempat menyakiti Ina, terlebih Alan.
---
"Lepaskan aku, Al! Lepas!" Nada berteriak dengan keras. Ia berlari menghindari Aldo yang entah sejak kapan berada di dalam rumahnya.
Bapak, Ambu dan Lana entah di mana. Nada berteriak-teriak tetapi tak ada yang menyahut. Di luar tampak gelap. Alan kenapa belum pulang?
"Hei, manis. Kamu selalu aja senang bermain-main denganku. Ayo ke sini, akan kuberikan segala hal yang terindah untukmu." Lelaki gila itu terus menghampirinya, membuat Nada semakin ketakutan. Ia berlari ke arah dapur. Di sana langsung terlihat pisau pemotong daging yang tergeletak bebas di atas meja dapur.