Detak jam dinding turut menjadi simponi syahdu pada dini hari yang sepi. Angin melolong liar seperti hewan buas di luaran motel. Rintik air benar-benar menghilang, menyisakan kubangan air bekas yang menggenang di beberapa tempat. Tanah becek, jalanan licin, gesekan antar dedaunan, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seakan tak ingin ikut campur pada hal apapun yang bukan kepentingan mereka. Suara alam mengisyaratkan bahwa sebenarnya alam diam-diam turut andil menjadi saksi bisu.
Berbanding terbalik dengan keselarasan alam di luar, pemandangan di sini agaknya sedikit kacau. Barangkali 'kapal pecah' cukup pas sebagai pengibaratan keadaan di dalam motel satu ruangan tanpa sekat. Beberapa helai pakaian tergeletak begitu saja, terbuang tanpa kepedulian, menyaksikan dalam diam apa yang sedang di lakukan oleh pemiliknya.