Hujan turun dengan deras. Saking derasnya terdengar seperti gemuruh tapak kaki kuda yang berpijak tanah di bawah sana. Dedaunan total bash kuyup tertimpa air dari langit gelap, tak berbintang sama sekali. Kendati terselubungi kegelapan total, kota metropolitan masih terang benderang sekalipun diterjang badai. Hidup harus berjalan, tanpa bisa berhenti sejenak untuk menunggu.
Udara dingin merangsak masuk melewati celah ventilasi dan juga jendela yang dibiarkan terbuka. Tak mengerti apa motivasi pria itu yang justru membiarkan angin malam akhir musim gugur memenuhi seluruh ruangan. Dia juga sengaja tak menghidupkan pemasan ruangan, mengakibatkan penurunan suhu yang cukup untuk membuatnya menggigil kedinginan.
Betapa bodohnya dia saat ini.