Yang paling menegangkan dari semuanya adalah, mengapa dia malah berdebar?
Beberapa saat dia yakin bahwa itu adalah debaran ketakutan, tetapi setelah kakinya melangkah masuk ke dalam kamar hotel, kenapa debaran ini lebih mengarah pada bentuk semangat menggebu.
Ada yang salah dengan dirinya sekarang, dan Ashley tak mengerti mengapa.
Pintu tertutup di belakangnya, begitu juga dengan kesadaran Ashley yang perlahan kembali.
"Kenapa kita ke sini, Senior?"
Alih-alih menatap ngeri, sorot mata Ashley justru memancarkan kekaguman. Tolong jangan salahkan dia, sebagai anak desa yang hanya tahu berkebun dan memancing, ini kali pertamanya menginjakkan kaki di kamar hotel. Terlebih lagi ini hotel bintang lima. BINTANG LIMA!
Ashley hampir saja pingsan jika saja tak ada tepukan keras pada punggungnya.
"Tunda dulu sesi mengagumi mu itu, sana ganti pakaian dulu."
"Ganti pakaian?"