Mendengar nasihat dari Kenzo membuat pikiran Fildza sedikit terbuka. dimana pada saat itu dia memiliki sebuah pemikiran bahwa dia sebenarnya bebas berpendapat kepada siapa pun termasuk kepada kedua orangtua nya. terlebih kini dia sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri.
Fildza berpikir bahwa seharus nya dia bisa lebih berani berdiskusi kepada kedua orangtua nya bahwa sebaiknya jika orangtua nya hendak datang sebaiknya menghubungi nya lebih dulu karena bagaimana pun rumah itu adalah rumah suaminya.
" Baiklah, terimakasih atas saran dari mu. ku pikir kini aku sudah mulai bisa berpikir kembali. " kata Fildza kepada Kenzo.
" Tidak masalah. aku senang bisa membantu mu. kalau begitu, kembali lah bekerja, aku akan kembali ke ruangan ku. sampai jumpa. " kata Kenzo lagi dan kemudian segera meninggalkan ruangan Fildza.
Fildza lalu kembali bekerja setelah dia menghabiskan es krim yang barus saja di belikan oleh Kenzo. hubungan Kenzo dan Fildza terlihat semakin dekat. banyak sekali desas desus yang timbul di kantor bahwa mereka berdua terlalu dekat padahal tahu bahwa Fildza sudah memiliki seorang suami. Desas-desus tersebut belum sampai ke telinga Fildza sehingga Fildza masih terlihat santai dan bersikap biasa saja.
Sepulang kerja bahkan dia pergi bersama dengan Kenzo untuk makan malam. dia pun terlihat seolah-olah tidak terjadi apapun. Fildza ingin merasa santai tanpa beban pikiran yang mengganggu. terlebih dia sudah mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Tito namun Tito seperti tidak memberikan respon yang bagus.
Sementara itu, Tito yang saat ini tengah berada di kantor terlihat kesal dan wajahnya sedikit masam. Eri yang saat itu melihatnya seketika merasa khawatir dengan Tito. setelah Tito masuk ke dalam ruangan nya, tak lama kemudian Eri masuk dengan berpura-pura hendak menyerahkan sebuah dokumen.
Setelah berada di ruangan Tito, Eri kemudian mencoba bertanya kepada Tito dan bersikap cukup manja di depan Tito.
" Ada apa dengan mu? wajah mu tampak berbeda hari ini. " tanya Eri dengan lembut kepada Tito.
" Biasa lah di rumah ada saja yang membuat aku kesal. " terang Tito.
" Siapa? apakah istri mu membuat ulah lagi? " tanya Eri lagi.
" Tidak, hanya saja aku tidak bisa melakukan apa-apa karena orangtua nya terus datang ke rumah ku. dan mereka selalu datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau pun memberi kabar kepada Fildza. " jelas Tito.
" Tidak usah risau, apakah malam ini kau mau bersama ku? " tanya Eri dengan menggoda.
" Ya, sepertinya malam ini aku membutuhkanmu. " jawab Tito tanpa ragu sedikit pun.
Ketika Eri ingin mencium Tito, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu ruangan Tito. Eri pun segera berpindah posisi yang sebelumnya duduk di pangkuan Tito menjadi berada di depan meja Tito sendiri berpura-pura mengambil sebuah dokumen dan hendak memberikannya kepada Eri. ternyata saat itu ketua tim yang datang untuk bertanya kepada Tito. setelah ketua tim masuk, Eri pun segera pergi keluar tanpa ada yang mencurigai mereka sama sekali.
Eri sudah tidak sabar untuk segera pulang kantor. karena malam ini dia akan menghabiskan waktu bersama dengan Tito. waktu bergulir cukup cepat. akhirnya jam pulang kantor tiba. Eri segera merapikan meja kerja nya dan terburu-buru pergi ke tempat biasa dia di jemput oleh Tito.
Sementara Fildza mendapat kan sebuah pesan dari Tito sebelum dia kembali pulang saat itu. Tito mengatakan bahwa dia akan pulang larut malam karena ada acara kantor yang harus dia hadiri malam itu. Tito juga mengatakan bahwa Fildza tidak perlu menunggu nya dan bisa tidur lebih dulu.
Setelah mendapatkan pesan dari Tito, Fildza tampak tidak bersemangat. dimana saat itu Fildza merasa bahwa Tito sepertinya sedang menghindarinya. Fildza mulai berjalan sambil menundukkan kepalanya. sampai akhirnya dia menabrak tubuh seseorang dan menyebabkan kepalanya sedikit sakit.
Fildza sempat lupa bahwa dia telah memiliki rencana dengan Kenzo sebelumnya. Kenzo mengajaknya makan malam, namun setelah mendapatkan pesan dari Tito, Fildza tiba-tiba tidak bisa berpikir dengan jernih.
" Aduh! " teriak Fildza saat menabrak sesorang.
" Apa yang ada di pikirkan mu sih Za? sampai-sampai kau tidak melihat bahwa ada orang di depanmu? " tanya Kenzo yang saat itu di tabrak oleh Fildza. " apakah kau baik-baik saja? " tanya Kenzo lagi.
" Mm. aku baik-baik saja. aku permisi dulu ya. dan juga maafkan aku. " sahut Fildza dengan lesu dan muram.
" Tunggu. apakah kau lupa? " kata Kenzo sambil menahan tangan Fildza. Fildza pun terdiam lalu menoleh ke arah Kenzo. " apakah kita pergi sekarang saja? " tanya Kenzo kembali.
" Ha? kemana? " jawab Fildza yang mulai sedikit penasaran.
" Pokoknya aku akan mengajakmu ke sebuah tempat yang sungguh mengasyikkan. " terang Kenzo. " kau tidak ada rencanakan sekarang? dan kau sudah berjanji kepadaku sebelumnya. " kata Kenzo memastikan kembali.
" Tidak sih. baiklah, ayo! " jawab Fildza yang sudah mulai tidak sabar kemana Kenzo akan membawa nya pergi.
Suasana hati Fildza sedikit membaik karena dia memiliki seseorang yang dapat menghiburnya di saat dia sedang ingin bersandar kepada seseorang. bagi Fildza sekarang Kenzo bisa menjadi dewa penolong untuk nya. mengapa demikian? karena Kenzo selalu hadir di saat Fildza dalam keadaan terpuruk.
malam itu Fildza menghabiskan waktu bersama dengan Kenzo. dia merasa bisa melupakan kepenatannya sejenak. Fildza merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam hatinya. entahlah apa itu, tapi Fildza mencoba menolak perasaan tersebut. Fildza takut bahwa apa yang dia rasakan adalah sebuah kesalahan.