"Kamu lagi hubungi siapa, sayang?" Galang hampiri istrinya, lelah tidak terasa kalau sudah bertemu dengan Reya dan calon anak yang sudah mulai tumbuh baik itu, bahkan saat ini mual dan muntahnya sudah tidak ada lagi, itu artinya sebentar lagi mereka bisa berkumpul bersama dan hitungan bulan yang dulunya lama akan segera berakhir.
Walau sebenarnya masih sangat lama, Galang anggap lebih cepat saja mengingat akan terasa cepat kalau dia menilainya cepat dan tidak akan membuatnya merasa terbebani atas semua itu.
Reya goyangkan ponselnya, "Dara, Mas. Dia udah mulai kontraksi kecil dan katanya dokter dia harus stand by gitu, bisa jadi awal gitu lahirannya, aktif banget tuh anaknya di perut kata Dara."
"Beneran?"
"Iya, makanya ini dia kepisah sama Refan, di rumah mama dia. Kasihan, dia kan biasanya aktif itu anak, jadinya cuman bisa diem sampe waktu disamperin sama Juna itu dia nangis, takut kalau nggak bisa bantu apa-apa nanti dilupain sama Juna, gitu."