"Mas, mau apa pagi-pagi udah pake apron kayak gitu?" Reya menyipitkan matanya, ia endak muntah, tapi penampilan sang suami membuat muntahannya tertunda, ia hanya berdiri setengah membungkuk di depan pintu kamar.
Galang berlari mendekat, "Aku mau buat menu sarapan buat kamu, sayang. Anak kita suka apa? Aku mau buatin, kan banyak itu bahan masakan yang aku bawain, sayang."
Astaga, nyawa Reya hampir saja melompat melihat suami kekarnya itu harus memakai apron dan bersiap di depan kompor, jelas saja tidak biasa sekalipun Galang sering tinggal sendiri dan dia sudah biasa mandiri, Galang tetap saja tidak akan bisa memasak dengan mudah akan apa yang dia inginkan.
Beruntung calon anak mereka itu tidak terlalu pemilih, hanya saja apa yang masuk jelas akan ke luar dalam bentuk muntahan bila terlalu dirasa penuh, hany lima sendok teh bila Reya makan, itu sudah harus ia muntahkan setelahnya, perutnya mudah penuh sejak kabar hamil ini ada.
"Kamu mau martabak telur?"