"Mas mau kamu, Rey ...."
Reya mengangguk, ia biarkan suaminya itu memulai semuanya sampai mereka berada pada satu titik yang mungkin tidak bisa mereka hindari lagi. Reya melebarkan kedua kakinya, merangkum tubuh Galang berada di dalamnya, pria itu mulai bergerak untuk menyatukan apa yang sudah bertemu di bawah sana, kedua tangan Reya melingkar di leher Galang, matanya terpejam karena bersiap akan rasa perih yang mungkin ia rasakan dan tak pernah ia duga seperti apa rasanya.
"Akh!"
Galang tahan sejenak, ia hantam pelan lagi, mendengar pekikan Reya berulang kali samapai ada air mata yang mengalir di sana, tak kuasa untuk ia biarkan jatuh begitu saja, Galang hentikan sejenak, ia lantas kecupi wajah basah itu, menghapus air mata Reya dengan kecupan bibirnya yang tanpa sadar menyesap air mata asin itu, tak membiarkan Reya menahan sakit seorang diri.