Dara bergerak ke kanan dan kiri, mencoba melepaskan diri dari pelukan sang suami yang sudah terlalu gemas dengan seragam pernikahan ala Reya dan Galang yang tersampir di tubuh berisi anaknya itu, tidak tahan dan tidak rela kalau Dara menjadi pusat perhatian di sana.
"Abang, jangan dikekep kayak gini, aku kan mau urusin nikahannya kak Reya, Abang!"
"Gimana kalau Abang nggak ijinin, kamu gemesnya kebangetan, Ra. Abang aja yang lihat rasanya pengen kunciin kamu di kamar, gimana kalau orang lain?"
"Orang lain nggak akan segemes Abang sama aku, kan yang cinta sama aku cuman Abang aja, yang lain males sama Dara yang genit gini, iya kan?"
Benar, Refan lepaskan istrinya itu, memang hanya dia yang selalu suka dengan sikap Dara, yang lain selalu merasa bising kalau ada Dara dan justru takut kalau Dara meminta sesuatu yang tidak bisa mereka penuhi, hanya dirinya yang tahan dan bisa untuk berada di dekat Dara, tidak ada tandingannya.