"Sayang, Dara ... Nggak boleh ngambek gitu dong sama aku, sayang!" Refan kejar langkah istirnya yang lincah dan gesit itu, tidak peduli sedang hamil atau apa, yang jelas kalau dia sedang cemburu dan marah akan seperti ini pada Refan.
Dara mengunci pintu kamarnya, tidak mengizinkan Refan untuk masuk sementara waktu, dia cemburu dan masih belum bisa menerima apa yang tadi ia lihat di depan matanya akan romansa yang Galang ciptakan untuk Reya, dia juga ingin seperti itu, dia bahkan harus berjuang membuat Refan mencintainya dulu, itu sangat sulit dan patut dihargai lebih dari sekedar cincin.
"Sayang, aku mau masuk, dedek kan maunya kalau tidur sama aku, sayang."
Sabar, hanya itu pesan dari kedua orang tua Dara untuk Refan, mau bagaimana lagi kalau memang mood ibu hamil satu itu tidak bisa ditebak maunya apa, belum lagi rasa sensitif yang begitu luar biasa, tentunya akan terus memancing amarah Refan kalau tidak bisa mengendalikannya dengan mudah.